Media Indonesia, 9/12/2001 11:17 WIB

Pak Guru Tabuni Kini Jadi Panglima Tentara Papua

JAYAPURA--MUNGKIN ada yang mengatakan heran bila seorang guru yang dulu menjadi panutan anak didik kemudian ternyata berbalik menjadi pemberontak atau paling tidak mendukung kelompok separatis untuk merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun itu terbukti ada, jadi tidak usah heran. Salah satu contoh nyata dilakukan Anthon Tabuni. Dia dulu guru SD Mulia dan pada 1999 membentuk Satgas Papua di Kabupaten Puncak Jaya, Irian Jaya. Namun kemudian melarikan diri ke hutan setelah pihak kepolisian membubarkan Satgas Papua Puncak Jaya dan menurunkan bendera Bintang Kejora di Mulia secara paksa pertengahan tahun ini.

Kemudian Tabuni memproklamirkan diri sebagai Panglima TPN OPM wilayah pegunungan tengah Iriana Jaya, kemudian memimpin rekan-rekannya menyerang Ilaga 28 Oktober lalu.

Kelompok separatis ini sekarang membangun markas baru di lembah dan pegunungan Kiowage, Kabupaten Puncak Jaya. Setelah menyerang dan membakar musnah kota Ilaga, ibu kota Kecamatan Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, 28 Oktober lalu, kelompok separatis berenjata (KSB) mundur ke lembah Kiowage, sebuah daerah terpencil di perbatasan Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Jayawijaya, kata Kapolsek Mulia Inspektur I (Lettu) M Hilal.

Dalam percakapan dengan Antara di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu, Hilal mengakui sesuai informasi yang diterima dari Polsek dan Koramil Mulia dari masyarakat, pihak KSB di bawah pimpinan Anthon Tabuni mengkonsentrasikan kekuatan di Kiowage.

Hilal mengatakan, kota kecil di pegunungan Tengah Irja ini dibumi-hanguskan, dan tercatat dalam aksi penyerangan itu seorang anggota KSB meninggal, seorang anggota Koramil Ilaga luka parah, dan kerugian material Rp 10 miliar.

Kota ini dikuasai selama seminggu oleh (Tentara Papua Nasional--Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) dan baru bisa dibebaskan kembali setelah ada bantuan satuan Brimob dan TNI yang didatangkan dari Timika, katanya.

Sulit diserang

Menurut data yang dikumpulkan Antara, lembah Kiowage merupakan daerah paling terpencil dan sulit didatangi oleh orang luar.

Wilayah itu penuh dengan ular, dan binatang berbisa lainnya, karena itu pihak Polri maupun TNI hanya mengkonsentrasikan kekuatan menjaga keamanan Mulia dan Ilaga serta kota-kota kecamatan lainnya di Puncak Jaya, serta belum punya rencana menyerang markas TPN di Kiowage.

Bupati Puncak Jaya Elieser Renmaur mengatakan, pemda beberapa waktu lalu menerima surat ancaman dari TPN-OPM. Mereka menuntut pemda memulangkan kembali ke Timika satuan-satuan Brimob yang didatangkan ke Mulia paska serangan fajar di Ilaga.

Tuntutan tersebut tidak digubris, malah dalam menghadapi kejadian yang tidak diingini kemudian pemda meminta tambahan pasukan dari Polda dan Kodam XVII/Trikora.

Di Mulia belum ada markas Polres dan Markas Kodim, hanya ada polsek dan koramil. Pemda telah menyediakan lahan dan akan membangun markas Polres Mulia tahun depan, kata Renmaur. (OL-01)
 

Source: http://www.mediaindo.co.id/aktual/berita.asp?id=9203